Episode 1 #HidupituHidup
Desember 2016, sejarah hidup mulai
kutapaki. Terjun ke dalam dunia yang tidak ku kenal sebelumnya. Mungkin ini
baru namanya hidup, atau hidup baru yang aku tau. Setelah pendidikan selesai,
gelar strata satu ku peroleh mengejar karir demi kehidupan yang lebih baik. Seiring
berjalannya hari aku bersadar, apa yang aku lakukan sebelum sejarang ini
tercapai? Masihkah aku bermain-main atau serius mengejarnya? Sering berjalannya
waktu aku mendapati apa yang sudah ku tempuh untuk hidup. Banyak salah dan
kekurangan. Banyak nikmat tanpa syukur. Banyak hidup sebatas menjalani saja. Tapi
semua itu tidak aku berfikir untuk lebih baik.
Satu bulan berjalan aku mulai
tergerak untuk menjadi Karyawan, hati berat karena melihat segelintir cerita
para pension dini, pemecatan tanpa sebab, keinginan hati dan agama,
bertentangan sudah hidup aku jalani di dunia ini dengan agama untuk akhirat
nanti. Apa kalian sadar semua ini hanya semenatara? Apa kalian tahu semua ini
sudah di tata secara teratur dan rapih? Apa kalian masih terus mencari
kehidupan di dunia? atau terus mencari bekal untuk hari akhir? Tidak ada
jawaban untuk mengedepankan Batin. Semua sirna akan eloknya dunia ini,
kemewahan dunia ini, aku lupa tugas ku didunia ini.
Dua bulan berjalan aku mulai dapat
panggilan menjadi Karyawan apa dengan mudah aku langsung menjadi Karyawan? Tidak,
proses menyertai kembali. Mengedepankan egoisme dalam mendapatkan semua ini,
tidak pandang bulu, tidak menatap bawah. Lurus menerjang dinding putih
bersinar. Melawan hitam pekat dalam dunia. terus menjadi Karyawan. Setengah bulan
berjalan aku membuka media social, semangat mengetarkan datang dengan serentak
tuk menjadi jati diri sendiri, menciptakan suatu usaha yang menjadi mimpi besar
ku. Peluang bisnis sangat terlihat tapi hati selalu bergetar. Gejolak kerikil
dalam hidup terus kutemui. Aku selalu positif “Tuhan akan turut serta disetiap
kesulitan yang kamu hadapi.” Sempat turun semangat setelah potensi menjadi
Karyawan pertama kali gagal aku merasakan pertama kali. Beberapa hari aku
murung, tidur dan berkata “apa aku akan banggakan kedua orang tuaku?” semangat
kembali setelah beberapa hari wanita hati berdamai berdiskusi diri. Mengeparkan
semua gelap hati kala itu. Semangat mengebu dengan positif yang aku fikirkan. Tuhan
Pemilik Segalanya.
Tiga bulan berjalan, semakin
mengambil langkah kecil, menjajaki dunia bisnis menjadi pebisnis dalam jangka
panjang yang ku tanamkan. Pernah dengar “apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai”
itu sangat benar, tapi perlu difikirkan semua harus tertata dengan baik, tidak
ada prasangka buruk. Rubah semua sikap buruk kala itu, melupakan, menhapus, dan
menganti dengan perlahan untuk menjadi lebih baik. Sesuatu yang baik dimulai
dengan yang baik. Hari ini aku tetap semangat dan tetap dalam langkah positif. Mengetarkan
seluruh jiwa untuk #HidupituHidup.
0 comments:
Post a Comment